Sabtu, 28 Mei 2011

Inspirasi Filiphina

1. JOZE RIZAL: Mengubah Dunia dengan PIKIRAN.


Manila berawal dari sebuah pemukiman muslim di mulut Sungai Pasig sepanjang pesisir Teluk Manila.  Salah satu perkiraan asal namanya adalah dari kata may nilad yang secara harafiah berarti "ada nilad". Nilad adalah tanaman bakau.  Pada pertengahan abad ke-16, area sekitar Manila diperintah oleh tiga rajah yaitu: Rajah Sulayman dan Rajah Matanda di komunitas selatan Sungai Pasig dan Rajah Lakandula di utara. 
Sebelum Filipina merdeka, ada seorang tokoh kebangkitan Filipina, yaitu José Protacio Rizal Mercado y Alonzo Realonda lahir 19 Juni 1861. Ia diberikan gelar: "Kebanggaan Ras Melayu," "Tokoh Besar Malaya," "Tokoh Utama Filipino," "Mesias Revolusi," "Pahlawan Universal," "Mesias Penebusan." Hari peringatan kematian José Rizal 30 Desember merupakan hari libur di Filipina.



Ateneo Municipal de Manila dan di sana ia meraih ijazah S1-nya pada 1877 dan lulus sebagai mahasiswa terbaik di kelasnya. Seorang dokter lulusan Universidad Central de Madrid,Spanyol. Ia juga seorang arsitek, seniman, pendidik, ekonom, etnolog, ahli pertanian, sejarahwan, jurnalis, pemusik, mitologiwan, internasionalis, naturalis, dokter mata, sosiolog, pematung, penyair, penulis drama, novelis dan dari Universitas Santo Tomas dalam bidang sastra dan filsafat. Ia dikenal multialent dan manusia super cerdas yang menguasai 22 bahasa. Dari Universias Heidelberg di Jerman dan di sana ia mendapatkan gelar doktornya yang kedua.
Ia setara dengan Mahatma Gandhi, Rabindranath Tagore, dan Sun Yat Sen sebagai perintis yang mengubah cara berpikir di benua Asia, namun sebagai seorang modernis, ia melampaui negara maupun benua, seorang visioner yang berpandangan jauh ke depan, dengan pesan yang relevan untuk masa kini.
José Rizal terkenal dengan karangan dua novel, Noli Me Tangere (Jangan Sentuh Aku) (1887) dan El Filibusterismo (Merajalelanya Keserakahan)  (1891), keduanya merupakan kritik mengenai penjajahan Spanyol atas Filipina. 1892, ia membentuk sebuah gerakan masyarakat yang dinamai La Liga Filipina. Selain itu ia juga mengisi beberapa media.
Buku-buku ini, membangkitkan kemarahan orang-orang Spanyol dan para tuan tanah Filipina yang dekat dengan penguasa Spanyol. Hal ini akhirnya menyebabkan ia dituntut sebagai penghasut revolusi, lalu diajukan ke pengadilan militer dan dihukum mati 30 Des 1896. Karena tulisannya ia mati, tetapi pikiran melalui buku-bukunya ia terus hidup di rakyat Filipina dan mengobarkan nasionalisme negri ini.
INSPIRASI:
Semua nabi-nabi dan rasul, menulis pewahyuan yang di dapat, sehingga generasi selanjutnya bisa belajar nilai-nilai kehidupan.  Mayoritas tokoh-tokoh bangsa di muka bumi, mempengaruhi bangsanya dengan tulisan-tulisan mereka. Melalui tulisan, pikiran menyebar ke pikiran lain tanpa bisa dibendung.  Ketika pikiran orang banyak sudah dipengaruhi, perubahan sebuah bangsa dimungkinkan.
Inilah yang menginspirasi saya untuk mulai menulis tahun 1996, dan secara disiplin saya menulis setiap hari.  Saat ini, saya telah menulis lebih 40 buku, disela-sela kesibukan saya sebagai pengusaha, motivator, pengisi program radio dan TV serta berceramah. Semua karena mimpi.... mewarnai dunia dengan pikiran-pikiran kita, dan bagaimana orang tahu pikiran kita? Tulislah pikiran anda. Anda bisa menulis di facebook, twitter, bloq, website atau sebuah BUKU! Hidup ini lebih bermakna ... ketika kita bisa mewarnai orang lain. Salam Dahsyat .. Luar Biasa !


2. BENIGNO AQUNO; HIDUP ADALAH PELAYANAN
Filipina dimulai sekitar abad ke-8 berada dalam pengaruh Sriwijaya, dari Sumatra.  Sebelum orang-orang Spanyol datang pada abad ke-16, di Filipina berdiri kerajaan-kerajaan kecil yang bercorak animisme yang terpengaruh sedikit kultur India dan yang bercorak Islam di bagian selatan kepulauan. Kerajaan-kerajaan muslim ini mendapat pengaruh kuat dari Kerajaan Malaka.  Saat ini Filipina menjadi negara dengan budaya barat yang kuat.
Ketika anda ke Filipina, anda akan mendarat di Bandara Manila International Airport yang namanya kini Ninoy Aquino International Airport, nama seorang martir, salah satu Senator Filipina, yang mengawali sebuah perubahan menuju Filipina yang lebih demokratis. Keyakinan akan apa yang diperjuangkannya secara jelas tercermin pada buku “Filipina; Demokrasi atau Kediktatoran
Karir Ninoy dimulai sebagai wartawan dan ia sempat menjadi utusan Presiden Ramon Magsaysay untuk membujuk Luis Taruc di hutan Pulau Luzon.  Karirnya naik dalam dunia politik ketika ia terpilih sebagai walikota Conception pada usai 22 tahun. Pada usia 28 tahun, Ninoy telah menjabat sebagai gubernur termuda di propinsi Tarlac. Usia 34 tahun, Ninoy telah menjadi senator termuda di Filipina.
1972, Ninoy dipenjara seorang diri oleh pemerintahan Marcos karena dianggap saingan politik yang berbahaya. 1980, Ninoy dibebaskan dari penjara untuk menjalani operasi jantung di Dalas. Selanjutnya ia mengasingkan diri selama tiga tahun di Amerika Serikat, dan aktif sebagai pembicara politik, dan justru semakin terkenal ketika ada di pengasingan.
Benigno Simeon Aquino, Jr.  21 Agustus 1983 kembali ke Manila dan dibunuh di airport begitu ia mendarat. Dampak dari penembakan ini membawa stabilitas keamanan negara menjadi kacau yang pada akhirnya menjalar pada kondisi ekonomi dan pada puncaknya menimbulkan gerakan “People Power” yang menggulingkan Presiden otoriter yang sedang berkuasa. Ninoy telah menjadi martir dengan kepulanganya. Mungkin hanya karena kematiannya maka Filipina dapat melaksanakan pemilu paling bersih dari Pemilu-pemilu sebelumnya, dan sebagai bangsa bertumbuh menjadi negara yang demokratis hingga hari ini.

INSPIRASI:
Saya belajar kehidupan dari Ninoy, dari Wawancara dengan wartawan sehari sebelum ia dibunuh, ia menjawab ketika ditanya soal ancaman yang ada: “Pembunuhan merupakan bagian dari pelayanan umum. Jika nasib saya mati di tangan pembunuh, apa boleh buat, tetapi saya rasa bahwa demokrasi tidak akan mati jika disetujui oleh rakyat”.  Ninoy tidak takut mati, baginya mati itu pelayanan!

Ia sebenarnya mendapat tawaran dari Imelda Marcos, supaya tetap di Amerika dan akan diberikan porsi bisnis yang besar. Tetapi ia tetap memilih pulang, untuk perjuangan demokrasi. Bukan untuk kekayaan, karena ketika ia menjadi gubernur, ia menikahi anak jutawan kaya raya, dan ia menjadi orang yang ‘radikal’ dengan membagi-bagikan tanah dan kekayaannya kepada para petani dan terjun di bidang politik sebagai ‘calling’ atau ‘panggilan hidup.

Ninoy layak menjadi pahlawan yang dikenang dan dikagumi, dan namanya diabadikan dalam banyak hal di Filipina, karena baginya, hidup maupun mati adalah pelayanan. Wow luar biasa... HIUDP ADALAH PELAYANAN !! Salam Dahsyat !!

3. CORAZON AQUINO: TUHAN PUNYA RENCANA BAIK !!
Manila (Maynila dalam bahasa Filipino) dgn 10 juta jiwa, adalah ibukota dari Filipina. Kota ini terletak di tepi timur Teluk Manila di pulau terbesar dan terutara Filipina, Luzon. Meskipun ada beberapa tempat kemiskinan, kota ini merupakan salah satu kota kosmopolitan dunia dan daerah metropolitannya merupakan pusat ekonomi, budaya, pendidikan dan industri negara ini. Manila sering disebut Mutiara Orient.
Di kota ini ada kisah tokoh Wanita tahunan versi Time, th 1986, Maria Corazon Sumulong Cojuangco Aquino (lahir di Paniqui, Tarlac, Filipina , 25 Januari 1933 – meninggal di Makati, 1 Agustus 2009 pada umur 76 tahun), dikenal luas dengan 'Cory Aquino', adalah Presiden Filipina pada 19861992. Dialah wanita Asia pertama yang tampil sebagai presiden wanita di dunia.
Pada 21 Agustus 1983, senator Benigno Aquino, Jr. (dikenal sebagai "Ninoy"), suami Cory Aquino, dibunuh di Manila International Airport (sekarang dikenal sebagai Ninoy Aquino International Airport) setelah kembali dari pengasingan selama tiga tahun di Amerika Serikat. Pembunuhannya mengagetkan dan membuat marah rakyat terhadap pemerintahan Marcos. Istri Ninoy, Cory Aquino, seorang ibu rumah tangga, yang tidak diperhitungkan dalam peta politik sebelumnya, bangkit dari trauma kesedihan dan ketakutannya, kemudian menjadi figur paling populer menentang rejim Marcos.
23 November 1985, Marcos mengumumkan pemilihan presiden lebih cepat, akan diadakan 7 Februari 1986. Setelah berlangsung, Konferensi Uskup Katolik Filipina dan Senat Amerika Serikat menyatakan pemilihan tersebut terjadi kecurangan.
Kondisi ini memicu Revolusi EDSA, sebuah demonstrasi massal tanpa kekerasan di Filipina yang terjadi tahun 1986. EDSA merupakan singkatan dari Epifanio de los Santos Avenue, sebuah jalan di Metro Manila yang merupakan tempat demonstrasi. Aksi damai selama empat hari yang dilakukan oleh jutaan rakyat Filipina di Metro Manila mengakhiri rezim otoriter Presiden Ferdinand Marcos dan pengangkatan Corazon Aquino sebagai presiden.
INSPIRASI:
Corazon Aquino, bisa saja memilih untuk menarik diri dari kegiatan publik, jangan sampai anak atau dirinya ikut dibunuh seperti suaminya. Ia memilih untuk tetap terus meneruskan perjuangan, daripada hanyut dalam kesedihan.
Semua orang bisa saja mengalami trauma kesedihan karena kehilangan orang-orang yang dicintai, yang sudah lama melekat dan menjadi bagian hidup kita. Entah pasangan hidup, pacar, anak atau orang tua. Lebih trauma lagi jika kematian terjadi dengan tidak wajar.
Pilihan ada di tangan anda....larut di dalam kesedihan, menyendiri, meratapi nasib, jauh dari TUHAN, bahkan berkata; “Ini tidak adil, mengapa hal ini terjadi?” Atau anda mau bangkit, menggunakan semua yang terjadi sebagai ‘modal hidup’. Pengalaman buruk, bisa membuat anda punya empati dan simpatai yang lebih dalam dan lebih peka dengan masalah orang lain.  Pengalaman traumatis, setelah anda pulih dan bangkit, anda bisa menjadi penasehat yang tepat, konselor yang bijak.
Bagi Cory yang lahir di keluarga agamis berkata: “Segala sesatu TUHAN ijinkan, untuk mendatangkan kebaikan, bagi mereka yang percaya TUHAN”. Karena itu, apapun yang anda alami, mari bangkit... dan percaya bahwa TUHAN itu baik dan akan membuat semua baik menurut rencana dan jalan-jalanNYA. Salam Dahsyat Luar Biasa !
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar