Selasa, 12 Juni 2012

Inspirasi Bengkulu


Semua mendatangkan kebaikan.
Saya berada di kota Bengkulu, kata ‘Bengkulu’ berasal dari bahasa Melayu-Jawi, ‘Bang’ yang artinya ‘pesisir’ dan ‘kulon’ yang artinya ‘barat’. Dari Bangkulon, melalui pergeseran kemudahan pengucapan akhirnya menjadi ‘Bengkulu’.
Bengkulu juga dikenal dengan aneka wisata alam seperti; Pantai Panjang, Pantai Putih, Pulau Tika, Danau Dendam Tak Sudah dan hutan taman nasional dengan bunga Raflesia-Arnoldy (bunga Bangkai) yang lebarnya hingga 100 cm dll. Wisata budaya aneka tarian daerah dan wisata sejarah yang cukup dikenal ‘Benteng Marlborough’ yang dibangun 1713-19, ‘Parr and Hamilton Monuments’ dan yang cukup unik kisahnya adalah ‘Rumah Pengasingan Bung Karno’
Pada tahun 1930-an, Bengkulu menjadi tempat pembuangan sejumlah aktivis pendukung kemerdekaan, termasuk Sukarno. Di masa inilah Sukarno berkenalan dengan Fatmawati yang kelak menjadi isterinya. Terlepas dari kisah pernikahan Soekarno dengan beberapa isterinya, namun Fatmawati adalah isteri yang menyandang gelar ‘Ibu Negara’ dan dari Fatmawatilah lahir anak-anak Soekarno yang kita kenal sekarang diantaranya ; Megawati Soekarno Putri, mantan presiden RI dan mungkin juga anda mengenal Guruh Sukarno Putro atau kakak tertua mereka Guntur Soekarno Putro.
Kisah inspirasinya, justru ditengah pembuangan, penderitaan Soekarno ke Bengkulu, ia menemukan ‘jodoh’nya, teman hidupnya. Maka benarlah kata Orang Bijak, bahwa “Tuhan mengijinkan segala sesuatu terjadi, untuk mendatangkan kebaikan”. Demikian juga Salomo, orang bijak ribuan tahun lalu berkata; “Manusia tidak bisa menyelami apa yang terjadi, tetapi Tuhan membuat semua Indah pada waktunya”.
INSPIRASI: Ada sahabat saya, pak Rudy, yang Tuhan ijinkan usaha pabriknya hancur, hartanya hampir ludes, dan untuk bertahan, membuka usaha kecil-kecilan ‘ayam penyek-Ria’ di Batam, namun sekarang franchisenya lebih dari 150 cabang di seluruh Indonesia, Asia, Australia dan menjadi kaya raya.
Saya sendiri mengalami kehancuran usaha ekspor ketika kerusuhan Mei 1998 membuat buyer-buyer takut menaruh ordernya di Indonesia, dan memindahkannya ke Vietnam dan China. Kehancuran ekspor membuat kami banting stir membuka toko dan gagal, ganti grosir lalu tutup, pindah membuka pabrik dan tidak bergembang,  ganti direct selling dan kurang memuaskan, akhirnya MLM IFA Dahsyat, dan berkembang hingga sekarang benar-benar Dahsyat.
Tuhan memiliki rencana atas hidup kita dan kita tidak mengerti rencana Tuhan. Tuhan mengijinkan semua terjadi, supaya kita terus mencoba dan mencoba sampai kita menemukan ladang terbaik, pelayanan terbaik, bisnis terbaik, lingkungan dan tempat tinggal terbaik dalam hidup kita.
Karena itu, kalau anda mengalami ‘pembuangan’ seperti Soekarno ke Bengkulu atau seperti yang saya atau sahabat saya alami, janganlah kecewa dengan Tuhan, jangan mengutuk atau patah semangat, tetapi teruslah mencoba dan mencoba. Tetaplah berharap pada Tuhan, bahwa bagi orang benar ada pertolongan, ada pemulihan dan ada masa depa. Inilah inipirasi dari kota Bengkulu, salam dahsyat, luar biasa !!
Putri Gading Cempaka: Bersatu anda sanggup.
Saya berada di kota Bengkulu, untuk menggali kisah inspirasi di wilayah ini.
Dahulu kala, di wilayah Bengkulu Tinggi, diperintah oleh Raja yang arif dan bijaksana, namanya Ratu Agung. Ketika beliau sudah lanjut umur, maka ia memberikan nasehat dan wasiat kepada lima putranya dan satu putri yang adalah si bungsu yang bernama Puri Gading Cempaka. Wasiatnya adalah bahwa, yang akan meneruskan tahta adalah anak ke lima yang bernama ‘Anak Dalam’.
Nasehatnya, supaya mereka berenam sehati sepikir, rukun bersama menghadapi segala sesuatu. Jika mereka bersatu mereka akan sanggup. Nasehat kedua, jika ada musibah, supaya mereka menyelamatkan diri ke Gunung Bungkuk, asal leluhur mereka. Walaupun biasanya pewaris tahta adalah yang tertua, namun mereka berenam tetaplah rukun, sampai yang Raja wafat dan setelah wafatpun, mereka tetap bersatu.
Kekayaan alam Bengkulu, ditambah kecantikan sang yang tersohor kemana-mana, membuat banyak pangeran datang meminang sang Puteri, namun belum ada yang diterimanya. Ketika datang Pangeran Raja Muda dari Kerajaan Aceh, masalah penolakan pinangan ini berkembang menjadi perang besar yang berkelanjutan yang membuat mayat bergelimpangan bahlan membusuk tidak sempat dikuburkan, karena begitu banyaknya korban.
Ke enam anak Raja tetap sehati menghadapi semua keadaan dan tidak saling menyalahkan terutama sang Puteri yang tidak menerima pinangan, karena memang tidak ada cinta.  Mereka teringat nasehat almarhum Raja dan sepakat menyelamatkan diri dan bersama-sama survival ke Gunung Bungkuk. Raja Muda Acehpun kembali ke tanah Rencong tanpa membawa sang Puteri.
Bengkulu tanpa kekuasaan, sempat diperebutkan empat ‘Pasirah’, yang akhirnya didamaikan oleh Baginda Maharaja Diraja Sakti dari Kerajaan Pagaruyung di Minangkabau. Ketika keempat Pasirah menobatkan Maharaja Sakti menjadi penguasa Bengkulu, beliau bermimpi bertemu bidadari dari Gunung Bungkuk, lalu atas nasehat para tua-tua Baginda menjemput dan meminang sang Puteri dan menjadikan permasurinya, dan kelima saudaranya menjadi keluarga raja.
INSPIRASI: Segala masalah, baik di kerajaan, di peperangan dan di dalam pengasingan di tengah hutan, mereka sanggup menghadapinya, karena mereka rukun bersama-sama menghadapinya. Bahkan kerajaan (atau simbol berkat) akhirnya mereka juga dapatkan kembali. Itulah berkat kerukunan ! Ketika anda sendirian dan tidak mampu, maka bersama-sama anda sanggup.
Sendirian? Anda bisa saja sukses, namun bersama sama, anda akan jauh lebih sukses. Anda bisa mencapai prestasi hebat, namun sehebat apapun anda, anda tidak akan sanggup menghadapi kesendirian dan kesepian. Orang kaya bisa kesepian, orang sukses bisa kesepian.
Anda mungkin berasa kuat, namun ketika masalah sanggat besar, ada baiknya anda dengan rendah hati membutuhkan orang lain, membangun team, kongsi atau sahabat, untuk menghadapinya bersama-sama.  Jadikan orang-orang terdekat anda, sebagai team sukses anda. Pasangan, anak, orang tua, sahabat, kongsi, anak buah adalah team sukses hidup anda.  Inilah inspirasi dari kota Bengkulu. Salam dahsyat, Luar biasa !

Selasa, 15 Mei 2012

Frans Kaisiepo, Biak, Papua


 Frans Kaisiepo, Biak, Papua
Saya berada di Kota Biak, Papua, Kota dimana th 80an masih ditemukan tentara Jepang yang masih bersembunyi di hutan dan masih hidup. Karena itu Biak mejnadi tujuan wisata khususnya orang Jepang dan disini dibangun Monemen Perang Dunia ke-2, perang tentara Jepang dan Sekutu. Masih ada goa Jepang dan sisa-sisa alat perang ditemukan. Biak  penghasil ikan dan juga indah dengan pantainya dan airnya jernih sekali. Ada layak mengunjungi Biak.
Di kota ini ada kisah inspiratif, yaitu kehidupan Frans Kaisiepo yang lahir 10 Kotober 21 di Wardo, Biak. Ketika Indonesia Merdeka 1945, maka Papua masih dijajah Jepang. Kaisiepo lah yang mebawa bendera merah putih dan lagu Indonesia Raya th 45-46 ke Papua. Bersama kawan-kawannya Kaisiepo mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian, karena ingin merdeka seperti wilayah lain, merdeka dari Belanda. Kata Irian diusulkan oleh Kaisiepo, Irian, yang berarti ‘uap panas’.
Belanda dengan konsep divide et impera, memecah belah, maka mengajak Papua berunding dalam Perundingan Meja Bundar untuk membahas amsa depan Papua, terpisah dari Indonesia. Kaisiepo membangkang dan menolak hadir, karena bagi Kaisiepo ia ingin merdeka dan bergabung dengan NKRI. Sikap ini membuat ia ditangkap dan dipenjara selama 6 th (1954-1961).
Th 1961 Presiden Soekarno mengumumkan kebijakan politik TRIKORA, pembebasan Papua. Kebijakan ini memaksa Belanda menandatangai ‘New York Agreement” pada 15/8/1963 yang intinya: Papua harus dibangun oleh Indonesia dan didampingi, dibawah pengawasan administratif UNTEA, lembaga dibawah PBB, selama 6 th dan 1969 akan diadakan pemilu, memilih otonom atau gabung NKRI.
Gubernur pertama Elieser Jon Baney hanya 1th 1963-14 karena kecenderungannya opsi otonom, tidak berkenan dengan Jakarta dan mengundurkan diri. Karena setelah mundur tidak diberi jabatan apa-apa, ia bergabung dengan OPM. Guberneur selanjutnya adalah Kaisiepo dari tahun 1964-1973.


1973-1979 Kaisiepo menjadi anggota MPR+DPA, meninggal ‘79 dan 1993 diangkat sebagai Pahlawan Nasional. Untuk menghormati dan menghargai jasa-jasanya Bandara di Kota Biak, diberi nama Bandara Frans Kaisiepo.
Inspirasi dari kisah ini, jika anda mau sukses, hidup mulia, maka anda harus konsisten dan memperjuangkannya. Kaisiepo konsisten dengan sikapnya dan memperjuangkannya. 1969 ia menang, berhasil mempengaruhi mayoritas rakyat Papua untuk bergabung dengan NKRI.
Anda mau sukses bisnis? Anda harus konsisten. Globalisasi membuat barang, jasa, perusahaan, franchise dari seluruh dunia masuk, bekerja keras dengan margin yang lebih rendah. Anda perlu konsisten untuk sukses hari-hari ini.
Inspirasi kedua dari Kaisiepo adalah motto yang sering ia ucapkan kepada kawan-kawan dan dalam pertemuan-pertemuan; “United we stand, divided we fall” “Bersatu kita teguh, bercerai kita jatuh, runtuh”  Anda orang hebat, pintar, luar biasa itu benar, tetapi anda bukan orang sempurna. Setiap orang entah sanguinis atau kuning, kolerik atau merah, melankolik atau ungu, plegmatis atau hijau, anda punya kelebihan, tetapi juga punya kelemahan.  Sendiri bisa sukses, tetapi berdua, berkongsi, kuasa team akan lebih hebat lagi, karena akan saling melengkapi.
Bagaimana bisa bersatu? Anda harus rendah hati. Kedua menerima orang lain apa adanya dan melengkapi. Itulah Inspirasi dari Biak, Papua, Salam Dahsyat, Luar Biasa !                                    

Rabu, 09 Mei 2012

Legenda Kota Banyuwangi



Legenda Nama Banyuwangi
Saya berada di Kota Banyuwangi, kota di ujung pulau Jawa Timur, dari sini kita bisa menyebrang ke Bali, dengan ferry hanya 30 menit. Dini hari, sebagaimana kota kecil lainnya, kehidupan sudah dimulai di pasar yang dibuka di jalan, namun segera tutup saat pagi hari.  Kota ini sedang berbenah menata taman kota dan fasilitas umumnya yang asri.
Ada beberapa tujuan wisata di kawasan Banyuwangi ini seperti pantai muncar dan pantai2 lainnya, air terjun Lider, wsata budaya Osing (suku asli wilayah Banyuwangi), kawah ijen yang tidak kalah menariknya dengan kawah Gunung Bromo dan konservasi Penyu Hijau di pantai Sukamade, penyu langka di bumi yang species ini hanya ada di banyuwangi.
Ada legenda menarik yang bisa diangkat sebagai inspirasi dari Banyuwangi, yaitu asal usul nama Banyuwangi. Namanya legenda, boleh percaya atau tidak, namun masyarakat di sini percaya dan diceritakan turun temurun.
Menurut legenda, dahulu ada kerajaan di ujung timur pulau Jawa ini, yang adil dan bijaksana dan memiliki putera mahkota yaitu Raden Banterang. Raden Banterang memiliki isteri Surati, puteri dari kerajaan Klungkung yang cantik jelita, yang ditolong oleh Raden Banterang karena kerjaan Klungkung dihancurkan musuh.  Surati memiliki kakak yang bernama Rupaksa yang mengajak Surati bersekongkol membunuh Raden Banterang tetapi Surati memilih setia kepada suaminya.
Raden Banterang marah, menuduh isterinya memiliki niat jahat, dengan barang bukti ikat kepala laki-laki (yang sebenarnya milik Rupaksa) yang disimpan Surati dibawah bantalnya.  Surati ngotot bahwa dia setia, dan berkata; “Jika air sungai ini mengeluarkan bau harum, dia tidak bersalah, namun jika bau busuk ia bersalah” namun R.Banterang menggangap Surati mengada-ada dan menghunus kerisnya. Suratipun terjun ke sungai dan lenyap di dalam air. Tak lama kemudian, bau harum semerbak tercium, R.Banterang pun meraung-raung “Adinda tidak bersalah” namun sudah terlambat.
INSPIRASI dari kisah ini? Jangan sembarang menuduh, jangan mengobarkan api cemburu, mungkin tidak menimbulkan kematian atau bunuh diri, tetapi memicu pertengkaran, perselingkuhan justru dipicu karena tidak dipercaya dan ada yang berujung dengan perceraian.
Menikah adalah hidup bersama dalam jangka panjang dan kebahagiaan jika bisa saling menrima dan saling percaya. Pertanyaannya bagaimana bisa memiliki rasa percaya yang kuat di dalam pernikahan? Pertama: Jagalah kekudusan anda selama pacaran. Jika selama pacaran anda ‘free sex’ dan terlalu cepat bermesraan, petting, oral sex dan hal-hal ‘ngeres’ lainnya, maka itu menjadi ‘track record’ yang jelek dan pondasi bagi tiang kecemburuan di dalam pernikahan nanti. Adalah penting dan berharga menjaga keperawanan dan keperjakaan sebelum pernikahan. Kedua: Janganlah membuktikan cinta dengan memanas-manasi membangkitkan cemburunya, karena bisa-bisa dia justru membalas dengan cara yang sama dan terlibat cinta selingkuh beneran dan sesal kemudian tidaklah berguna. Atau dia menjadi cemburu buta dan berbuat nekat, diluar dugaan anda. Ketiga: Jika terpaksa harus bertengkar atau cemburu, kendalikan emosi anda, berdoalah sebelum anda bertengkar, dan bertengkarlah untuk mencari penyelesaian masalah, mencari jalan keluar dan bukan emosi yang menghancurkan.  Itulah Inspirasi dari Banyuwangi, Salam Dahsyat, Luar Biasa !

Selasa, 03 April 2012

Nani Wartabone, Gorontalo


 Inspirasi Gorontalo: Wartabone 1: MENJADI ORANG PERTAMA

Saya berada Gorontalo, Sulawesi, satu-satunya wilayah di Indonesia yang memproklamasikan kemerdekaan sebelum 1945, yaitu 23 Januari 1942. Nani Wartabone, (lahir 30 Januari 1907, meninggal 3 Januari 1986), “Pahlawan Nasional Indonesia” 2003, adalah putra Gorontalo dan tokoh perjuangan yang melakukan proklamasi tersebut. Bagi saya Watabone ini tokoh yang unik dan inspiratif yang saya angkat kisah hidupnya menjadi SERIAL LEADERSHIP dari Gorontalo.
Perjuangannya dimulai ketika ia mendirikan dan menjadi sekretaris Jong Gorontalo 1923. Ketua Partai Nasional Indonesia Gorontalo 1928. 1941 tentara Sekutu dikalahkan Jepang pada Perang Asia-Pasifik, Belanda merencanakan pembumihangusan Gorontalo  28 Desember 1941 dengan membakar gudang-gudang kopra dan minyak di Pabean dan Talumolo. Memimpin perlawanan rakyat, Nani Wartabone dan rakyat Gorontalo mencoba menghalanginya dengan menangkapi para pejabat Belanda yang masih ada di Gorontalo.
Pada 23 Januari, dini hari dimulai dari kampung-kampung di pinggiran kota Gorontalo seperti Suwawa, Kabila dan Tamalate, Nani Wartabone dan rakyat Gorontalo bergerak mengepung kota. Pukul lima Komandan Detasemen Veld Politie WC Romer dan beberapa kepala jawatan yang ada di Gorontalo menyerah. Jam 10.00 Nani Wartabone memimpin langsung upacara pengibaran bendera Merah Putih yang diiringi lagu “Indonesia Raya” di halaman Kantor Pos Gorontalo dan deklarasi ‘Proklamasi Kemerdekaan’. Bukan sekedar deklarasi, tetapi berhasil membentuk pemerintahan daerah dan lembaga perwakilan rakyat. Luar Biasa !
INSPIRASI: Apa inspirasi dari kisah ini? Berani bertindak, MENJADI YANG PERTAMA ! Mereka yang PERTAMA masuk bisnis jaringan, menjadi kaya raya. Mereka yang PERTAMA bisnis seluler, media, televisi, pertambangan, perminakan, dll  di sebuah negara, mereka menjadi kaya raya. Memang akhirnya ada pengikut yang lebih berhasil lagi, tetapi yang PERTAMA sudah kaya duluan.
Ada banyak pilot di Indonesia, tetapi sejarah mencatat Adi Sutjipto adalah pilot pertama Indonesia. Orang mengingat siapa astronot pertama menginjakkan kaki ke Bulan, siapa presiden pertama dari suatu negara dan seterusnya. Untuk menjadi yang pertama, bukan pengikit, bukan follower, adalah KEBERANIAN !!
Ada banyak pemuda PDKT, pendekatan terhadap seorang gadis, semua mendekati, semua berbuat baik, tetapi…, basanya, siapakah yang diterima oleh si gadis? Yang pertama menyatakan cintanya secara verbal, secara lisan, YANG PERTAMA BERANI berkata; “Saya mencintaimu”.  Kenapa? Karena yang tidak berani mengatakan, membuat si gadis binggung, “Dia itu mau jadi sahabat atau mau jadi pacar?”
Jadi, jika anda mau sukses, anda tidak mau kehilangan peluang, peluang mendapat pacar, peluang usaha, peluang memegang hak usaha di kota anda, anda harus BERANI menjadi YANG PERTAMA! Inilah Inspirasi kepemimpinan dari kisah Watabone, dari Gorontalo. Salam Dahsyat, Luar Biasa!
Inspirasi Gorontalo: Wartabone 2: Pejuang Sejati TAHAN MENDERITA!
Saya berada Gorontalo, Sulawesi, wilayah yang paling awal merdeka dari seluruh wilayah tanah air Indonesia lainnya, yaitu 23 Januari 1942, diproklamasikan oleh Pahlawan Nasional putra Gorontalo, Nani Wartabone.
26 Feb 1942 Jepang mendarat di Gorontalo, dan menuntut warga tunduk pada Jepang. Rakyat yang berpihak kepada Wartabone melakukan mogok massal sehingga Gorontalo menjadi kota mati. Jepang memfitnah dan menangkap Wartabone 30 Des ‘43 dan dibawa ke Manado. Di sini, Wartabone mengalami berbagai siksaan. Wartabone selama sehari semalam ditanam seluruh tubuhnya kecuali bagian kepala di pantai. Kepala Wartabone dimainkan ombak dan butir-butir pasir, itu tidak membuatnya menyerah ataupun kompromi pada kehendak Jepang. Wartabone baru dilepaskan Jepang pada 6 Juni 1945.
Setelah menyerah kepada Sekutu, Jepang masih tetap menghormati Nani Wartabone sebagai pemimpin rakyat Gorontalo. Ini terbukti dengan penyerahan pemerintahan Gorontalo dari Jepang kepada Wartabone pada tanggal 16 Agustus 1945. Sejak hari itu Sang Saka Merah Putih kembali berkibar di bumi Gorontalo setelah diturunkan Jepang sejak 6 Juni 1942. Setelah proklamasi di Jakarta, maka 1 September 1945, pemerintah pusat menghargai Wartabone sebagai pemimpin rakyat yang sah wilayah Gorontalo.
INSPIRASI: Wartabone tidak hanya memprolamasikan dan membentuk lembaga, tetapi perjuang habis-habisan mempertahankannya. Memulai dan menjadi yang pertama adalah penting, tetapi terus bertahan dan berjuang adalah jauh lebih penting lagi. Karena itu layak, jika rakyat, pemerintah jepang dan pemerintah RI pusat semua menghargai kepemimpinan Wartabone.
Pemimpin diuji dan dilahirkan di dalam penderitaan. Sebut saja Soekarno Hatta, Mahatma Gandi di India, Jose Rizal di Filipina, Xanana Gumao dari Timor Leste, demikian juga para Nabi-nabi, mereka hampir semua mengalami penderitaan dan aniaya.
Jika Wartabone, menerima bujukan Jepang maka ia tidak lebih akan menjadi ‘centeng’ atau ‘preman’ kepentingan Jepang, menjaga keamanan. Wartabone memilih membela kepentingan rakyat. Alangkah sedihnya, jika oknum polisi, tentara, jaksa atau aparat lainnya hanya menjadi ‘centeng’ preman bagi yang membayarnya. Rakyat berdoa, dan saya menginspirasi para aparat, untuk menjadi Wartanone abad ini, menjadi pahlawan bagi rakyat !
Bagi anda pribadi, inspirasi Wartabone adalah PENDERITAAN, melahirkan kemuliaan, jika kita mau menghadapi penderitaan dengan komitmen, dengan ketabahan. Penderitaan menghasilkan karakter, dna karakter menjadikan hidup seseorang mulia, dihormati dan dicintai banyak orang.
Jika anda saat ini mengalami penderitaan, percayalah, TUHAN itu ada dan DIA itu adil. Ketidak adilan, sering membuat orang bertanya-tanya ‘dimana Tuhan?’ atau bahkan ‘Apakah Tuhan itu ada?’ Namun orang Jawa punya nasehat ; “Gusti ora sare” “Tuhan tidak tidur” Kebenaran akan bersinar seperti fajar ! Hadapi penderitaan dengan tetap hidup dengan benar, pembelaan datang pada waktunya ! Kemalangan orang benar banyak, tetapi akhir hidupnya mulia ! Inilah Inspirasi kepemimpinan dari kisah Watabone, dari Gorontalo. Salam Dahsyat, Luar Biasa !
Inspirasi Gorontalo: Wartabone 3: Pejuang Sejati yang SEDERHANA.
Tahukan anda, bahwa ada wilayah di Indonesia yang sudah merdeka 23 Januari 1942, melakukan Upacara Proklamasi di lapangan dengan ribuan orang dan membentuk pemerintahan? Itulah Gorontalo, Sulawesi, dimana saya berada untuk menggali INSPIRASI dari tokoh sentralnya, Nani Wartabone, Pahlawan Nasioanal sang PROKLAMATOR kemerdekaan Gorontalo !
Ketika Jepang kalah dan Belanda datang lagi, dengan membonceng Sekutu, maka pada 30 November 1945 Wartabone diundang berunding di sebuah kapal perang Sekutu yang berlabuh di pelabuhan Gorontalo, tetapi Belanda menawannya dan langsung dibawa ke hadapan Pengadilan Militer Belanda di Manado. Wartabone dijatuhi hukuman penjara selama 15 tahun dengan tuduhan makar pada tanggal 23 Januari 1942. Dari penjara di Manado, Nani Wartabone dibawa ke Morotai yang kemudian dipindahkah ke penjara Cipinang, Desember 1946. Hanya sebelas hari di Cipinang, Nani kembali dibawa ke penjara di Morotai. Di sini ia kembali mengalami siksaan kejam dari Belanda. Dari Morotai, ia dikembalikan lagi ke Cipinang, sampai dibebaskan  23 Januari 1949, setelah pengakuan kedaulatan Indonesia.
2 Februari 1950, Wartabone kembali ke Gorontalo, negeri yang diperjuangkan kemerdekaannya. Rakyat dan Dewan Nasional yang berjuang bersamanya menyambut kehadirannya dengan perasaan gembira bercampur haru dan tangis. Kapal Bateku yang membawa Wartabone disambut di tengah laut oleh rakyat Gorontalo. Wartabone kemudian ditandu dari pelabuhan dibawa keliling kota dengan semangat patriotisme. Rakyat kemudian membaiatnya untuk menjadi kepala pemerintahan kembali, hingga 1953.
Kisah menariknya, selepas penyambutan luar biasa dan jabatan puncak itu, Wartabone memilih tinggal di desanya, Suwawa. Di sini ia kembali turun ke sawah dan ladang dan memelihara ternak layaknya petani biasa yang sederhana di daerah terpencil Gorontalo.
INSPIRASI: Ini bukan legenda, ini kisah nyata, pengabdian seorang pemimpin, dan kesederhanaan setelah ia sampai ke puncak. Bukankan ini yang kita rindukan bersama sebagai bangsa Indonesia hari-hari ini? Ditengah maraknya budaya korupsi, pejabat yang menjadi garong dan rampok kekayaan negara, sementara rakyat menderita. Kita merindukan, adanya pahlawan bangsa zaman ini, pejabat yang sederhana, yang memperjuangkan kesejahteraan rakyat, yang akan di hormati dan dipermuliakan turun temurun.
Jika anda mahasiswa luar biasa atau pejabat negara esselon muda dengan otak brilliant dan memiliki karier cemerlang, saya menggugah hati nurani anda yang paling dalam, beranikah anda menerima tantangan abad ini? Menjadi pahlawan bagi bangsa ini ? Kita sama-sama menaruh harapan dan doa-doa kita, semoga lahir Wartabone baru dari KPK, Kepolisian, Kejaksaan ataupun instansi lainnya.
Beranikah anda berjuang melawan arus ketidak adilan, arus kebohongan dan korupsi itu wajar? Beranikah anda berdiri tegak dengan hidup benar? Menjadi manusia yang mulia dan dipermuliakan karena kebenaran?
Saya terinspirasi dengan tokoh-tokoh bangsa di muka bumi ini, yang tadinya miskin, rayat jelata, bukan siapa-siapa, tetapi karena kebenaran, hidupnya yang lurus, maka Tuhan mengangkat tinggi-tinngi dalam kemuliaan. Ada Yusuf di Mesir, ada Sadrah Mesah Abednego dan daniel di Babel, ada Wartabone di Gorontalo, ada saya dan saya harap juga dengan hidup anda ! Inilah Inspirasi kepemimpinan dari kisah Watabone, dari Gorontalo. Salam Dahsyat, Luar Biasa !
Inspirasi Gorontalo: Wartabone 4: Pejuang Sejati TIADA HENTI.
Saya berada Gorontalo, Sulawesi, menggali kisah inspiratif dari putra daerah dan saya menemukan mutiara kehidupan dari Nani Wartanone, Pahlawan Nasional, yang telah saya sampaikan dalam episode 1,2,3 dan ternyata belum berakhir.
Ketenangan hidup Nani Wartabone sebagai petani yang sederhana kembali terusik, ketika PRRI/PERMESTA mengambil alih kekuasaan di Gorontalo setelah Letkol Ventje Sumual memproklamasikan pemerintahan PRRI/ PERMESTA di Manado 1957. Jiwa patriotisme Wartabone bergejolak dan Ia, saat tu berusia 50 tahun memimpin rakyat Gorontalo. Saat bergerilya inilah, pasukan Nani Wartabone digelari “Pasukan Rimba”. Ramadhan 1958 datang bantuan dari Batalyon 512 Brawijaya yang dipimpin oleh Kapten Acub Zaenal dan dari Detasemen 1 Batalyon 715 Hasanuddin yang dipimpin oleh Kapten Piola Isa dan berhasil merebut kembali Gorontalo.
Setelah PRRI/PERMESTA, Nani Wartabone kembali dipercaya memangku jabatan-jabatan penting; Residen Sulawesi Utara di Gorontalo, langgota DPRGR. Setelah peristiwa G30S tahun 1965, Nani Wartabone saat itu 58th kembali berdiri di barisan depan rakyat Gorontalo menumpas komunisme. Baginya, perjuangan tiada akhir, usia tua tidak menyurutkan jiwa perjuangannya.
Nani Wartabone yang pernah menjadi anggota MPRS Rl, anggota Dewan Perancang Nasional dan anggota DPA itu, akhirnya meninggal 3 Januari 1986, di usia 79 tahun, sebagai seorang petani sederhana di desa terpencil, Suwawa, Gorontalo.
INSPIRASI: KESEDERHANAAN, itulah inspirasi hidup Wartabone. KESEDERHANAAN, sebuah karakter bangsa yang perlu kita renungkan kembali. Saat ini, bukan pejabat dan pahlawan sekaliber Wartabone, tetapi hanya pegawai negri eselon 3, usia belum 30 tahun, memiliki rekening dan asset lebih 100 milyar.
Saat ini semua diukur dengan materi. Apakah dia sukses, berhasil, mulia, semua diukur dengan materi. Orang tidak peduli bagaimana memperoleh itu semua. Halal dan haram sudah menjadi abu-abu. Dosa dan tidak, bukan pertimbangan lagi yang dirisaukan.
SEDERHANA, bukan berarti tidak berprestasi. Anda masih ingat pengusaha sukses dan kaya raya Bob Sadino? Anda mengenal Bung Hatta? Mereka orang sukses yang hidup dan berpenampilan sederhana. Orang ini ada dalam daftar 100 orang terkaya di bumi, walau tidak sekaya Bill Gate, tetapi menyumbang berbagai lembaga sosial dan amal berlipat kali lebih dari Bill Gate, namanya Warren Buffet, ia hidup sangat sederhana.  Kemuliaan seorang manusia, bukan diukur dari penampilannya, tetapi apakah hidupnya berdampak bagi orang lain.
Inspirasi kedua kali ini adalah TIADA HENTI BERJUANG ! USIA BUKAN HALANGAN untuk terus berjuang! Lupakan saja usia anda, dan lakukan apa yang harus dilakukan. Tidak ada kata terlambat untuk berbuat baik. Tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang baik. Sesuatu yang baik, jika anda tidak selesai, anak atau anak buah anda akan mewarisinya. Sesuatu yang tidak baik, akan berakhir ketika anda mati. Jadi, mulai saja melakukan hal yang baik tanpa merisaukan umur anda ! Inilah Inspirasi kepemimpinan dari kisah Watabone, dari Gorontalo. Salam Dahsyat, Luar Biasa !

Rabu, 14 Maret 2012

Semarang; Raden Saleh, NH Dini, Dr. Kariadi


 Semarang 01: dr. Kariadi: Pengabdian.

Abad ke-15 M dari Kerajaan Demak, dikirim  Pangeran Made Pandan (Sunan Pandanaran I), untuk menyebarkan agama Islam di perbukitan Pragota. Beliau menjumpai banyak pohon Asem Arang, sehingga memberikan gelar daerah itu menjadi Semarang. Sebagai pendiri desa, kemudian menjadi kepala daerah setempat, dengan gelar Kyai Ageng Pandan Arang I.
Putranya yang bergelar Pandan Arang II atau  Sunan Bayat atau Sunan Pandanaran II. Membawa kemajuan Semarang dan 2 Mei 1547 bertepatan dengan maulid Nabi, disahkan oleh Sultan Hadiwijaya sbg Kabupaten. Tanggal 2 Mei kemudian ditetapkan sebagai hari jadi kota Semarang.
Kalau di Surabaya ada TUGU PAHLAWAN mengenang Peristiwa 10 November - perlawanan terhebat rakyat Indonesia dalam melawan sekutu dan Belanda, maka di Semarang ada TUGU MUDA, Untuk memperingati Pertempuran 5 Hari atau Pertempuran 5 Hari di Semarang adalah perlawanan terhebat rakyat Indonesia terhadap Jepang pada masa transisi, yang terjadi 15 Okt 1945.  Tugu Muda ini dibangun pada tanggal 10 November 1950.
Hal pertama yang menyulut kemarahan para pemuda Indonesia adalah ketika pemuda Indonesia memindahkan tawanan Jepang dari Cepiring ke Bulu, dan di tengah jalan mereka kabur dan bergabung dengan pasukan Kidobutai, dibawah pimpinan Jendral Nakamura, di Jatingaleh.
Hal Kedua, matinya Dr.Kariadi. 14 Oktober 1945, pasukan Jepang melucuti anggota polisi penjaga sumber air minum satu-satunya bagi warga Kota Semarang Reservoir Siranda di Candilama. Tersiar kabar tentara Jepang meracuni reservoir itu.
Rakyat pun menjadi gelisah. Sebagai kepala RS Purusara, Dokter Kariadi berniat memastikan kabar tersebut dan memutuskan harus segera pergi ke sana. Isteri dr. Kariadi, drg. Soenarti mencoba mencegah suaminya, mengingat keadaan yang sangat genting. Namun dr. Kariadi berpendapat lain, ia harus menyelidiki kebenaran desas-desus itu karena menyangkut nyawa ribuan warga Semarang.
Ternyata dalam perjalanan, mobil yang ditumpangi dr. Kariadi dicegat dan ditembak tentara Jepang di Jalan Pandanaran. Ia gugur dalam usia 40 tahun satu bulan. Sebagai penghormatan atas keberanian dan kepeduliannya pada warga Semarang, Nama dr. Kariadi diabadikan sebagai nama  rumah sakit yang dulu ia pernah kepalai, Rs Purusara, dan ia diangkat sebagai Pahlawan Nasional. Kalau di Surabaya ada Bung Tomo, maka di Semarang ada dr. Kariadi.
Inspirasinya : Kisah pengabdian, tidak pernah berhenti bersama matinya si-pelaku, sebaliknya justru kisah dan nilai-nilainya terus hidup dan diwariskan. Orang kaya tanpa kebaikan, mati dan dilupakan, orang kaya ataupun miskin yang berbuat baik, mati dan namanya tetap dikenal, perbuatan baiknya sebagai teladannya dikisahkan turun temurun.
Ada kisah di Alkitab; orang kaya mati masuk neraka, namanya tidak ditulis siapa. Tetapi ada orang miskin mati masuk surga, namanya ditulis Lazarus dan ia dipangku oleh orang kaya yang masuk sorga, dan namanya ditulis, Abraham, orang kaya yang rajin berbuat baik. Pengabdian, kebaikan, itu kekal. Pengabdian, itulah harta abadi, diakui sorga dan dunia, dihargai Tuhan dan manusia. Karena manusia diciptakan untuk mewakili dan memancarkan kemuliaan Tuhan, dengan berbuat kebajikan. Mari dapatkan kemuliaan hidup sebagai manusia, dengan semangat pengabdian. Salam Dahsyat, Luar Biasa !!
Semarang 02 : Raden Saleh
Anak Mas Adjeng Zarip Hoesen asal Terboyo Semarang, berhasil menjadi pelukis dunia, pelukis Kerajaan belanda, dialah Raden Saleh. Indonesia boleh berbangga melihat karya anak bangsa menerobos museum akbar seperti Rijkmuseum, Amsterdam, dan museum bergengsi Louvre, Paris. Ia banyak mendapat penghargaan dari Kerajaan Belanda, keraton Solo dan Pemerintah indonesia.
Salah satu lukisannya yang berukuran besar, Berburu Rusa, terjual di Balai Lelang Christie's Singapura seharga Rp 5,5 miliar. Ia menjadi kaya raya, saat kembali ke Indonesia dari Eropa, di Batavia ia tinggal di sekitar Cikini. Gedungnya dibangun sendiri gaya seorang pelukis. Sebagai tanda cinta terhadap bangsanya, ia menyerahkan sebagian dari halamannya yang sangat luas pada pengurus kebun binatang. Kini kebun binatang itu menjadi Taman Ismail Marzuki. Sementara rumahnya menjadi Rumah Sakit Cikini, Jakarta. Wow besar sekali bukan ?
Ada sekelumit kisah, yang saya angkat sebagai sumber INSPIRASI: Ia belajar melukis potret dari Cornelis Kruseman dan tema pemandangan dari Andries Schelfhout, serta tokoh romantisme Ferdinand Victor Eugene Delacroix, pelukis Perancis legendaris.
Semasa belajar di Belanda, ia sering dihina oleh pelukis-pelukis Belanda, karena ia seorang Hindia sebutan Indonesia saat itu. Para pelukis muda Belanda itu mulai melukis bunga. Lukisan bunga yang sangat mirip aslinya itu pun diperlihatkan ke Raden Saleh. Terbukti, beberapa kumbang serta kupu-kupu terkecoh untuk hinggap di atasnya. Seketika keluar berbagai kalimat ejekan dan cemooh. Merasa panas dan terhina, diam-diam Raden saleh menyingkir.
Ketakmunculannya selama berhari-hari membuat teman-temannya cemas. Muncul praduga, pelukis Indonesia itu berbuat nekad karena putus asa. Segera mereka ke rumahnya dan pintu rumahnya terkunci dari dalam. Pintu pun dibuka paksa dengan didobrak. Tiba-tiba mereka saling jerit. "Mayat Raden Saleh" terkapar di lantai berlumuran darah. Dalam suasana panik Raden Saleh muncul dari balik pintu lain. "Lukisan kalian hanya mengelabui kumbang dan kupu-kupu, tetapi gambar saya bisa menipu manusia", ujarnya tersenyum. Para pelukis muda Belanda itu pun kemudian pergi. Itulah salah satu pengalaman menarik Raden Saleh sebagai cermin kemampuannya.
Inspirasinya adalah: Ejekan dan cemooh, balaslah dengan karya, gunakan sebagai motivasi untuk berjuang dengan keras, membuat karya terbaik. Janganlah cemooh dan ejekan membuat anda berlarut dalam kesedihan, penolakan, sakit hati dan dendam. Memang akan selalu ada salah satu sisi hidup kita yang bisa dijadikan ledekan. Entah bentuk fisik, asal kota atau suku kita, pendidikan, kegagalan yang pernah kita buat atau kemiskinan keluarga kita.  Hal-hal ini sering menjadi batasan dalam pikiran kita, dan tidak berani melangkah, bahkan punya cita-cita saja tidak berani.
Mereka yang sukses, telah menembus batas-batas pikiran tersebut, belajar dan berkarya, tanpa menghiraukan cemoohan karena ras, suku, warna kulit, bentuk fisik, sebaliknya dengan semangat membara untuk membuktikan kemampuan, semangat membara karena dicemooh, telah membawa Raden Saleh dan juga banyak orang lain meraih sukses, termasuk saya dan saya yakin juga dengan Anda ! Karena itu apapun komentar lingkungan anda, terus SEMANGAT mengejar mimpi anda. Salam Dahsyat, Luar Biasa !!
Semarang 03 : NH Dini: Rajin & Gigih sejak Remaja
Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin (lahir di Semarang, 29 Februari 1936;  atau lebih dikenal dengan nama NH Dini adalah sastrawan, novelis, dan feminis Indonesia.
Pendiri Pondok Baca NH Dini di Sekayu, Semarang ini, telah menulis lebih dari 20 buku, belum termasuk kumpulan cerpen atau cerita kenangan. Kebanyakan novel-novelnya itu bercerita tentang wanita, karena itu Peraih penghargaan SEA Write Award di bidang sastra dari Pemerintah Thailand ini  digelari pengarang sastra feminis, penjuang hak-hak wanita lewat tulisannya. Karyanya banyak dibaca kalangan cendekiawan dan jadi bahan pembicaraan sebagai karya sastra.
Beberapa karya NH Dini, yang terkenal; Dua Dunia (1956).  Pada Sebuah Kapal (1972), La Barka (1975) atau Namaku Hiroko (1977), Orang-orang Tran (1983), Pertemuan Dua Hati (1986), Hati yang Damai (1998). Dalam karyanya yang terbaru berjudul Dari Parangakik ke Kamboja (2003), ia mengangkat kisah tentang bagaimana perilaku seorang suami terhadap isterinya.
NH Dini mengaku mulai tertarik menulis sejak kelas tiga SD. Buku-buku pelajarannya penuh dengan tulisan yang merupakan ungkapan perasaannya sendiri.  Dini ditinggal wafat ayahnya saat masih SMP, sedangkan ibunya, pembuat batik tanpa penghasilan tetap. Karena itu, ia jadi suka melamun. Bakatnya menulis  terasah sejak di SMP, ia mengisi Majalah Dinding dengan puisi dan cerita pendek, dan membacakannya sendiri di RRI Semarang ketika masih SMP.
Sebagai siswa SMA jurusan sastra di Semarang. Ia mengirimkan cerita-cerita pendeknya ke berbagai majalah dan bergabung dalam kelompok sandiwara radio dan sesekali ia menulis naskah sendiri. Dini memenangi lomba penulisan naskah sandiwara radio se-Jawa Tengah. Ia menjadi redaksi majalah remaja Gelora Muda.
Dini dipersunting Yves Coffin, Konsul Prancis di Kobe, Jepang, 1960. Sebagai konsekuensi menikah dengan seorang diplomat, Dini harus mengikuti ke mana suaminya ditugaskan. Ia diboyong ke Jepang 1960, pindah ke Pnom Penh, Kamboja, 1963 ke Prancis 1966, ke Manila, 1967 dan 1976, ia pindah ke Detroit, AS. Dini berpisah dengan suaminya, Yves Coffin 1984, dan mendapatkan kembali kewarganegaraan RI 1985 melalui Pengadilan Negeri Jakarta.
Perceraian tidak membuatnya kendur, sebaliknya ia mengisi kesendiriannya, ia bergiat menulis. Menjadi pengarang selama hampir 60 tahun tidaklah mudah. Baru dua tahun terakhir ini, ia menerima royalti honorarium yang bisa menutupi biaya hidup sehari-hari. Walau ia hidup berkekurangan, ia murah hati. 10.000 dollar AS dari mantan suaminya,   digunakannya untuk membuat Pondok Baca anak-anak di Sekayu, Semarang.
Inspirasinya : Kisah hidupnya yang panjang, penuh lika-liku, menjadi sumber utama inspirasi dan wawasannya, selain dari Ibunya yang suka bercerita saat ia masih usia dini. Sekarang ia sudah berusia 75 tahun, masih produktif, terus berjuang bagi hak-hak wanita lewat tulisan. Dini tidak pernah pensiun, ia adalah salah satu teladan untuk orang yang berjuang, rajin berlatih dan gigih sejak remaja dan mengabdi di usia tua. Walau hidupnya penuh gejolak dan masalah, ia ingin menutup bab terakhir dari buku kehidupannya dengan pengabdian. Empat ribu buku dari tujuh ribu buku perpustakaannya, ia hibahkan ke Rotary Club Semarang, tiga ribu lainnya ia bawa ke Rumah Baca di Graha Wredha Mulya, Sleman, Jogyakarta, dimana ia sekarang tinggal dan melayani rumah baca. Ayo yang masih remaja, isi kegiatan yang positif dan terus berlatih. Yang sudah tua, selesaikan hidup anda dengan pengabdian. Wow ... dahsyat, Luar Biasa !!