Sabtu, 06 Agustus 2011

Inspirator dari Minang: Mohamat Hatta



MOH HATTA: Sang Proklamator-1

Mohamat Hatta, wakil presiden dan sekaligus Proklamator kemedekaan asal Sumatra Barat ini, menyimpan beberapa kisah inspiratif, dan saya menuturkan langsung dari Bukiit Tinggi, kota kelahiran beliau.  
Sejak muda, beliau aktif menulis di Hindia Poetra, majalah ini 1924 berganti nama menjadi Indonesia Merdeka. Pidato-pidatonya dalam berbagai acara penting ditulis rapi dan diterbitkan, diantaranya; 1926 “Struktur Ekonomi Dunia dan Pertentangan Kekuasaan”.  1927 di Gland, Swiss; “Indonesia dan Persoalan Kemerdekaan”. 1928 di Pengadilan Den Haag; “Indonesia Merdeka”. Antara tahun 1930-1932, Hatta memusatkan diri kepada studinya serta penulisan karangan untuk majalah Daulat Ra‘jat dan kadang-kadang De Socialist.
1933 ketika dipenjara hampir setahun oleh Belanda dipenjara di Glodok, waktu ini digunakan Hatta juga menulis buku berjudul “Krisis Ekonomi dan Kapitalisme”.
Selama menjadi Wakil Presiden 1950-56, Bung Hatta  aktif memberikan ceramah di berbagai lembaga pendidikan tinggi dan menulis berbagai karangan dan buku-buku ilmiah di bidang ekonomi, koperasi dan hukum.
17 Juli 1953 beliau diangkat sebagai Bapak Koperasi Indonesia pada Kongres Koperasi Indonesia. Pikiran-pikiran Bung Hatta mengenai koperasi ditulis dalam bukunya yang berjudul Membangun Koperasi dan Koperasi Membangun (1971).
1960 Bung Hatta menulis "Demokrasi Kita" dalam majalah Pandji Masyarakat. Sebuah tulisan yang terkenal karena menonjolkan pandangan dan pikiran Bung Hatta mengenai perkembangan demokrasi di Indonesia waktu itu. Dalam masa pemerintahan Orde Baru, Bung Hatta lebih merupakan negarawan sesepuh bagi bangsanya daripada seorang politikus.
INSPIRASI: Semua pihak mengakui, bahwa sosok Negarawan, pemikir bagi bangsa yang satu ini telah mewarnai ekonomi, koperasi, hukum dan demokrasi Indonesia, dengan pikiran-pikirannya yang ditulis rapi dan terstruktur. Dengan menulis pikirannya, maka bukan hanya yang mendengar pidatonya yang ter-inspirasi, tetapi pengaruhnya menyebar lewat media, dan berdampak jauh lebih besar, bahkan bagi generasi selanjutnya.
Saya pernah mengagumi seorang tokoh orator ulung yang ceramahnya mengubah kehidupan saya. Saya pergi ke toko buku dan tidak ada bukunya. Bahkan ketika beliau meninggal, tidak satu bukupun diterbitkan. Saat itu saya tercenung, apa yang akan saya wariskan selain materi? Saat itu saya mulai bermimpi menulis buku tentang pikiran dan pengalaman saya.
Semakin saya membaca kisah Joze Rizal, Mahatma Gandhi, Dr. Sun Yat Sen, Nehru, dll dan sekarang Mohamad Hatta, saya semakin diinspirasi dan meng-inspirasi anda ... jika anda punya pengalaman hidup, yang bisa menjadi berkah, inspirasi bagi orang lain... TULIS LAH !! Dengan menulis, itu semakin dalam menancap dalam hati dan pikiran anda. Dengan menulis dan mempublikasikannya, baik twiter, facebook, jejaring sosial lainnya, atau di media cetak, kita memberi dampak pada orang lain dan menikmati kemuliaan hidup, kebahagiaan karena telah ‘menciptakan nilai’ atau memberi dampak kepada orang lain.
Inspirasi dari Moh Hatta, pahlawan yang menggunakan setiap waktu dan kesempatan untuk menulis pikirannya.... TULISLAH PIKIRAN ANDA, dan hiduplah memberi dampak. Salam Dahsyat .. Luar Biasa !!
MOH HATTA: Sang Proklamator-2
Mohammad Hatta lahir 12 Agustus 1902 di Bukittinggi. Di kota kecil yang indah inilah Bung Hatta dibesarkan di lingkungan keluarga ibunya. Ayahnya, Haji Mohammad Djamil, meninggal ketika Hatta berusia delapan bulan. Hatta memiliki enam saudara perempuan. Ia adalah anak laki-laki satu-satunya.Ada kisah menarik lainnya, dari sosok Proklamaror sederhana asal Bukit Tinggi ini.
Masa Pembuangan. Pada bulan Januari 1935, Hatta dan kawan-kawannya tiba di Tanah Merah, Boven Digoel (Papua). Kepala pemerintahan di sana, Kapten van Langen, menawarkan dua pilihan: bekerja untuk pemerintahan kolonial dengan upah 40 sen sehari dengan harapan nanti akan dikirim pulang ke daerah asal, atau menjadi buangan dengan menerima bahan makanan in-natura, dengan tiada harapan akan dipulangkan ke daerah asal. Hatta menjawab, bila dia mau bekerja untuk pemerintah kolonial waktu dia masih di Jakarta, pasti telah menjadi orang besar dengan gaji besar pula. Maka tak perlulah dia ke Tanah Merah untuk menjadi kuli dengan gaji 40 sen sehari.
Dalam pembuangan, Hatta secara teratur menulis artikel untuk surat kabar Pemandangan. Honorariumnya cukup untuk biaya hidup dan dia membantu kawan-kawannya. Rumahnya di Digoel dipenuhi oleh buku-bukunya yang khusus dibawa dari Jakarta sebanyak 16 peti. Dengan demikian, Hatta mempunyai cukup banyak bahan untuk memberikan pelajaran kepada kawan-kawannya di pembuangan mengenai ilmu ekonomi, sejarah, dan filsafat. Kumpulan bahan pelajaran itu di kemudian hari dibukukan dengan judul-judul antara lain, "Pengantar ke Jalan llmu dan Pengetahuan" dan "Alam Pikiran Yunani." (hingga empat jilid !).
Untuk karya dalam hal pemikirannya, Universitas Padjadjaran di Bandung mengukuhkan Bung Hatta sebagai guru besar dalam ilmu politik perekonomian. Universitas Hasanuddin di Ujung Pandang memberikan gelar Doctor Honoris Causa  bidang Ekonomi. Universitas Indonesia dan Universitas Gajah Mada di Yoyakarta memberikan gelar Doctor Honoris Causa di bidang ilmu hukum.
INSPIRASI:
Inspirasi dari tokoh yang menggunakan kesempatan, dipenjara, di pembuangan, untuk menulis buku dan memberikan pelajaran, berbagi ilmu dengan orang lain. Menjadi bahagia di dalam penjara !!  Bahagia karena hidup yang memberikan pengaruh kepada orang lain. Menjadi tokoh karena ditokohkan orang lain. Ditokohkan karena mempunyai ‘ilmu’ yang lebih dari orang lain. Orang lain menghormati karena mendapat ‘ilmu’ atau inspirasi darinya.
Darimana sosok ini mendapatkan sumber inspirasinya? Secuil kisah diatas membokar rahasianya ! Dari 16 peti buku yang dia bawa kemana-mana, bahkan ketika dibuang ke Papua !!
Orang cerdas tidak dilahirkan, semua lahir dengan besarnya volume otak yang serupa. Yang membedakan, apa yang anda masukkan ke dalam otak anda. 16 peti buku atau setumpuk vcd porno atau film sinetron sia-sia pembuang waktu, waktu yang mahal. Karena itu ... biarlah kisah ini menginspirasi anda untuk terus mengisi otak anda dengan banyak membaca, entah kisah orang sukses, buku motivasi, teknologi, Ilmu pengetahuan, budaya... apapun yang mengandung nilai positif, pasti akan berdampak posiitf juga.  Jadilah bijaksana dengan membaca banyak buku !! Isi otak anda dengan hal positif dan raihlah sukses yang lebih besar. Salam Dahsyat Luar Biasa !!
MOH HATTA: Sang Proklamator-3
Moh Hatta, ada pejuang yg konsisten, terus berjuang hingga akhir hidupnya. Sejak duduk di MULO di Padang, ia telah tertarik pada pergerakan. 1921 Hatta ke Belanda belajar pada Handels Hoge School. Ia menjadi anggota Indonesische Vereniging. Perkumpulan yang menolak bekerja sama dengan Belanda itu kemudian berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia dan beliau menjadi ketuanya 1926-1930.
1926, dengan tujuan memperkenalkan nama "Indonesia", Hatta memimpin delegasi ke Kongres Demokrasi Intemasional untuk Perdamaian di Bierville, Prancis dan 1927; di Liga Menentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial di Brussels. Karena usahanya, nama "Indonesia" untuk menyebutkan wilayah Hindia Belanda ketika itu telah benar-benar dikenal kalangan organisasi internasional.
Januari 1935, ditangkap dan dibuang ke Tanah Merah, Boven Digoel (Papua). Januari 1936 dipindah ke Bandaneira. Masa Pendudukan Jepang; Pebruari 1942, Hatta dibawa ke Sukabumi akhirnya Maret 1942 dibawa kembali ke Jakarta.
Selama masa pendudukan Jepang, Hatta berpidato di Lapangan Ikada (sekarang Lapangan Merdeka) 8 Desember 1942 menggemparkan banyak kalangan. Ia mengatakan, “Indonesia terlepas dari penjajahan imperialisme Belanda... Bagi pemuda Indonesia, ia Iebih suka melihat Indonesia tenggelam ke dalam lautan daripada mempunyainya sebagai jajahan orang kembali.”
17 Agustus 1945, kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, teks ditulis Soekarno, namun di-dekte oleh Moh Hatta. Untuk mencari dukungan luar negeri, Bung Hatta pergi ke India menemui Jawaharlal Nehru dan Mahatma Gandhi. Nehru berjanji, India dapat membantu Indonesia dengan protes dan resolusi kepada PBB.
19 Desember 1948, Belanda kembali melancarkan agresi kedua. Presiden dan Wapres ditawan dan diasingkan ke Bangka.  Setelah bebas, 27 Desember 1949 di Den Haag, Bung Hatta yang mengetuai Delegasi Indonesia dalam Konperensi Meja Bundar untuk menerima pengakuan kedaulatan Indonesia dari Ratu Juliana.
Sementara orang lain berebut jabatan. 1 Desember 1956 beliau meletakkan jabatannya sebagai Wakil Presiden RI. Presiden Soekarno berusaha mencegahnya, tetapi Bung Hatta tetap pada pendiriannya. 15 Agustus 1972, Presiden Soeharto memberikan Tanda Kehormatan tertinggi "Bintang Republik Indonesia Kelas I". Bung Hatta, Proklamator Kemerdekaan dan Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia, wafat pada tanggal 14 Maret 1980, pada usia 77 tahun dengan nama yang harum tanpa cela dan cerita minor.
INSPIRASI:  Ditengah gencarnya berita korupsi yang tidak ada habisnya, membuat hati ini miris, apa sih yang dipikirkan para tokoh negri ini? Menjarah habis negri ini? Saatnya kita dan para tokoh negri ini hari-hari ini, harus merenungkan ...  dan terinspirasi dari perjuangan dan prinsip hidup Moh Hatta.
Belilau terus berjuang sejak muda, dari pembuangan ke pembuangan, dan ketika usahanya berhasil, negri ini merdeka dan mendapat pengakuan kemerdekaan secara internasional, banyak orang berebut jabatan dan tentunya ... fasilitas, beliau mundur terhormat, meneruskan pengabdian sebagai guru bangsa di berbagai universitas. Hidupnya bersih, namanya harum, karena menjalani hidup dengan penuh pengabdian. Apakah pengabdian menjadi ‘barang langka’ zaman ini?
Karena itu, saya tidak bosan dan jemu mengulang seruan inspirasi, untuk mewarnai hidup anda... dengan sebuah kisah pengabdian.. dan rasakan mulianya hidup sebagai manusia! Salam Dahsyat ... Luar Biasa !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar