Selasa, 03 April 2012

Nani Wartabone, Gorontalo


 Inspirasi Gorontalo: Wartabone 1: MENJADI ORANG PERTAMA

Saya berada Gorontalo, Sulawesi, satu-satunya wilayah di Indonesia yang memproklamasikan kemerdekaan sebelum 1945, yaitu 23 Januari 1942. Nani Wartabone, (lahir 30 Januari 1907, meninggal 3 Januari 1986), “Pahlawan Nasional Indonesia” 2003, adalah putra Gorontalo dan tokoh perjuangan yang melakukan proklamasi tersebut. Bagi saya Watabone ini tokoh yang unik dan inspiratif yang saya angkat kisah hidupnya menjadi SERIAL LEADERSHIP dari Gorontalo.
Perjuangannya dimulai ketika ia mendirikan dan menjadi sekretaris Jong Gorontalo 1923. Ketua Partai Nasional Indonesia Gorontalo 1928. 1941 tentara Sekutu dikalahkan Jepang pada Perang Asia-Pasifik, Belanda merencanakan pembumihangusan Gorontalo  28 Desember 1941 dengan membakar gudang-gudang kopra dan minyak di Pabean dan Talumolo. Memimpin perlawanan rakyat, Nani Wartabone dan rakyat Gorontalo mencoba menghalanginya dengan menangkapi para pejabat Belanda yang masih ada di Gorontalo.
Pada 23 Januari, dini hari dimulai dari kampung-kampung di pinggiran kota Gorontalo seperti Suwawa, Kabila dan Tamalate, Nani Wartabone dan rakyat Gorontalo bergerak mengepung kota. Pukul lima Komandan Detasemen Veld Politie WC Romer dan beberapa kepala jawatan yang ada di Gorontalo menyerah. Jam 10.00 Nani Wartabone memimpin langsung upacara pengibaran bendera Merah Putih yang diiringi lagu “Indonesia Raya” di halaman Kantor Pos Gorontalo dan deklarasi ‘Proklamasi Kemerdekaan’. Bukan sekedar deklarasi, tetapi berhasil membentuk pemerintahan daerah dan lembaga perwakilan rakyat. Luar Biasa !
INSPIRASI: Apa inspirasi dari kisah ini? Berani bertindak, MENJADI YANG PERTAMA ! Mereka yang PERTAMA masuk bisnis jaringan, menjadi kaya raya. Mereka yang PERTAMA bisnis seluler, media, televisi, pertambangan, perminakan, dll  di sebuah negara, mereka menjadi kaya raya. Memang akhirnya ada pengikut yang lebih berhasil lagi, tetapi yang PERTAMA sudah kaya duluan.
Ada banyak pilot di Indonesia, tetapi sejarah mencatat Adi Sutjipto adalah pilot pertama Indonesia. Orang mengingat siapa astronot pertama menginjakkan kaki ke Bulan, siapa presiden pertama dari suatu negara dan seterusnya. Untuk menjadi yang pertama, bukan pengikit, bukan follower, adalah KEBERANIAN !!
Ada banyak pemuda PDKT, pendekatan terhadap seorang gadis, semua mendekati, semua berbuat baik, tetapi…, basanya, siapakah yang diterima oleh si gadis? Yang pertama menyatakan cintanya secara verbal, secara lisan, YANG PERTAMA BERANI berkata; “Saya mencintaimu”.  Kenapa? Karena yang tidak berani mengatakan, membuat si gadis binggung, “Dia itu mau jadi sahabat atau mau jadi pacar?”
Jadi, jika anda mau sukses, anda tidak mau kehilangan peluang, peluang mendapat pacar, peluang usaha, peluang memegang hak usaha di kota anda, anda harus BERANI menjadi YANG PERTAMA! Inilah Inspirasi kepemimpinan dari kisah Watabone, dari Gorontalo. Salam Dahsyat, Luar Biasa!
Inspirasi Gorontalo: Wartabone 2: Pejuang Sejati TAHAN MENDERITA!
Saya berada Gorontalo, Sulawesi, wilayah yang paling awal merdeka dari seluruh wilayah tanah air Indonesia lainnya, yaitu 23 Januari 1942, diproklamasikan oleh Pahlawan Nasional putra Gorontalo, Nani Wartabone.
26 Feb 1942 Jepang mendarat di Gorontalo, dan menuntut warga tunduk pada Jepang. Rakyat yang berpihak kepada Wartabone melakukan mogok massal sehingga Gorontalo menjadi kota mati. Jepang memfitnah dan menangkap Wartabone 30 Des ‘43 dan dibawa ke Manado. Di sini, Wartabone mengalami berbagai siksaan. Wartabone selama sehari semalam ditanam seluruh tubuhnya kecuali bagian kepala di pantai. Kepala Wartabone dimainkan ombak dan butir-butir pasir, itu tidak membuatnya menyerah ataupun kompromi pada kehendak Jepang. Wartabone baru dilepaskan Jepang pada 6 Juni 1945.
Setelah menyerah kepada Sekutu, Jepang masih tetap menghormati Nani Wartabone sebagai pemimpin rakyat Gorontalo. Ini terbukti dengan penyerahan pemerintahan Gorontalo dari Jepang kepada Wartabone pada tanggal 16 Agustus 1945. Sejak hari itu Sang Saka Merah Putih kembali berkibar di bumi Gorontalo setelah diturunkan Jepang sejak 6 Juni 1942. Setelah proklamasi di Jakarta, maka 1 September 1945, pemerintah pusat menghargai Wartabone sebagai pemimpin rakyat yang sah wilayah Gorontalo.
INSPIRASI: Wartabone tidak hanya memprolamasikan dan membentuk lembaga, tetapi perjuang habis-habisan mempertahankannya. Memulai dan menjadi yang pertama adalah penting, tetapi terus bertahan dan berjuang adalah jauh lebih penting lagi. Karena itu layak, jika rakyat, pemerintah jepang dan pemerintah RI pusat semua menghargai kepemimpinan Wartabone.
Pemimpin diuji dan dilahirkan di dalam penderitaan. Sebut saja Soekarno Hatta, Mahatma Gandi di India, Jose Rizal di Filipina, Xanana Gumao dari Timor Leste, demikian juga para Nabi-nabi, mereka hampir semua mengalami penderitaan dan aniaya.
Jika Wartabone, menerima bujukan Jepang maka ia tidak lebih akan menjadi ‘centeng’ atau ‘preman’ kepentingan Jepang, menjaga keamanan. Wartabone memilih membela kepentingan rakyat. Alangkah sedihnya, jika oknum polisi, tentara, jaksa atau aparat lainnya hanya menjadi ‘centeng’ preman bagi yang membayarnya. Rakyat berdoa, dan saya menginspirasi para aparat, untuk menjadi Wartanone abad ini, menjadi pahlawan bagi rakyat !
Bagi anda pribadi, inspirasi Wartabone adalah PENDERITAAN, melahirkan kemuliaan, jika kita mau menghadapi penderitaan dengan komitmen, dengan ketabahan. Penderitaan menghasilkan karakter, dna karakter menjadikan hidup seseorang mulia, dihormati dan dicintai banyak orang.
Jika anda saat ini mengalami penderitaan, percayalah, TUHAN itu ada dan DIA itu adil. Ketidak adilan, sering membuat orang bertanya-tanya ‘dimana Tuhan?’ atau bahkan ‘Apakah Tuhan itu ada?’ Namun orang Jawa punya nasehat ; “Gusti ora sare” “Tuhan tidak tidur” Kebenaran akan bersinar seperti fajar ! Hadapi penderitaan dengan tetap hidup dengan benar, pembelaan datang pada waktunya ! Kemalangan orang benar banyak, tetapi akhir hidupnya mulia ! Inilah Inspirasi kepemimpinan dari kisah Watabone, dari Gorontalo. Salam Dahsyat, Luar Biasa !
Inspirasi Gorontalo: Wartabone 3: Pejuang Sejati yang SEDERHANA.
Tahukan anda, bahwa ada wilayah di Indonesia yang sudah merdeka 23 Januari 1942, melakukan Upacara Proklamasi di lapangan dengan ribuan orang dan membentuk pemerintahan? Itulah Gorontalo, Sulawesi, dimana saya berada untuk menggali INSPIRASI dari tokoh sentralnya, Nani Wartabone, Pahlawan Nasioanal sang PROKLAMATOR kemerdekaan Gorontalo !
Ketika Jepang kalah dan Belanda datang lagi, dengan membonceng Sekutu, maka pada 30 November 1945 Wartabone diundang berunding di sebuah kapal perang Sekutu yang berlabuh di pelabuhan Gorontalo, tetapi Belanda menawannya dan langsung dibawa ke hadapan Pengadilan Militer Belanda di Manado. Wartabone dijatuhi hukuman penjara selama 15 tahun dengan tuduhan makar pada tanggal 23 Januari 1942. Dari penjara di Manado, Nani Wartabone dibawa ke Morotai yang kemudian dipindahkah ke penjara Cipinang, Desember 1946. Hanya sebelas hari di Cipinang, Nani kembali dibawa ke penjara di Morotai. Di sini ia kembali mengalami siksaan kejam dari Belanda. Dari Morotai, ia dikembalikan lagi ke Cipinang, sampai dibebaskan  23 Januari 1949, setelah pengakuan kedaulatan Indonesia.
2 Februari 1950, Wartabone kembali ke Gorontalo, negeri yang diperjuangkan kemerdekaannya. Rakyat dan Dewan Nasional yang berjuang bersamanya menyambut kehadirannya dengan perasaan gembira bercampur haru dan tangis. Kapal Bateku yang membawa Wartabone disambut di tengah laut oleh rakyat Gorontalo. Wartabone kemudian ditandu dari pelabuhan dibawa keliling kota dengan semangat patriotisme. Rakyat kemudian membaiatnya untuk menjadi kepala pemerintahan kembali, hingga 1953.
Kisah menariknya, selepas penyambutan luar biasa dan jabatan puncak itu, Wartabone memilih tinggal di desanya, Suwawa. Di sini ia kembali turun ke sawah dan ladang dan memelihara ternak layaknya petani biasa yang sederhana di daerah terpencil Gorontalo.
INSPIRASI: Ini bukan legenda, ini kisah nyata, pengabdian seorang pemimpin, dan kesederhanaan setelah ia sampai ke puncak. Bukankan ini yang kita rindukan bersama sebagai bangsa Indonesia hari-hari ini? Ditengah maraknya budaya korupsi, pejabat yang menjadi garong dan rampok kekayaan negara, sementara rakyat menderita. Kita merindukan, adanya pahlawan bangsa zaman ini, pejabat yang sederhana, yang memperjuangkan kesejahteraan rakyat, yang akan di hormati dan dipermuliakan turun temurun.
Jika anda mahasiswa luar biasa atau pejabat negara esselon muda dengan otak brilliant dan memiliki karier cemerlang, saya menggugah hati nurani anda yang paling dalam, beranikah anda menerima tantangan abad ini? Menjadi pahlawan bagi bangsa ini ? Kita sama-sama menaruh harapan dan doa-doa kita, semoga lahir Wartabone baru dari KPK, Kepolisian, Kejaksaan ataupun instansi lainnya.
Beranikah anda berjuang melawan arus ketidak adilan, arus kebohongan dan korupsi itu wajar? Beranikah anda berdiri tegak dengan hidup benar? Menjadi manusia yang mulia dan dipermuliakan karena kebenaran?
Saya terinspirasi dengan tokoh-tokoh bangsa di muka bumi ini, yang tadinya miskin, rayat jelata, bukan siapa-siapa, tetapi karena kebenaran, hidupnya yang lurus, maka Tuhan mengangkat tinggi-tinngi dalam kemuliaan. Ada Yusuf di Mesir, ada Sadrah Mesah Abednego dan daniel di Babel, ada Wartabone di Gorontalo, ada saya dan saya harap juga dengan hidup anda ! Inilah Inspirasi kepemimpinan dari kisah Watabone, dari Gorontalo. Salam Dahsyat, Luar Biasa !
Inspirasi Gorontalo: Wartabone 4: Pejuang Sejati TIADA HENTI.
Saya berada Gorontalo, Sulawesi, menggali kisah inspiratif dari putra daerah dan saya menemukan mutiara kehidupan dari Nani Wartanone, Pahlawan Nasional, yang telah saya sampaikan dalam episode 1,2,3 dan ternyata belum berakhir.
Ketenangan hidup Nani Wartabone sebagai petani yang sederhana kembali terusik, ketika PRRI/PERMESTA mengambil alih kekuasaan di Gorontalo setelah Letkol Ventje Sumual memproklamasikan pemerintahan PRRI/ PERMESTA di Manado 1957. Jiwa patriotisme Wartabone bergejolak dan Ia, saat tu berusia 50 tahun memimpin rakyat Gorontalo. Saat bergerilya inilah, pasukan Nani Wartabone digelari “Pasukan Rimba”. Ramadhan 1958 datang bantuan dari Batalyon 512 Brawijaya yang dipimpin oleh Kapten Acub Zaenal dan dari Detasemen 1 Batalyon 715 Hasanuddin yang dipimpin oleh Kapten Piola Isa dan berhasil merebut kembali Gorontalo.
Setelah PRRI/PERMESTA, Nani Wartabone kembali dipercaya memangku jabatan-jabatan penting; Residen Sulawesi Utara di Gorontalo, langgota DPRGR. Setelah peristiwa G30S tahun 1965, Nani Wartabone saat itu 58th kembali berdiri di barisan depan rakyat Gorontalo menumpas komunisme. Baginya, perjuangan tiada akhir, usia tua tidak menyurutkan jiwa perjuangannya.
Nani Wartabone yang pernah menjadi anggota MPRS Rl, anggota Dewan Perancang Nasional dan anggota DPA itu, akhirnya meninggal 3 Januari 1986, di usia 79 tahun, sebagai seorang petani sederhana di desa terpencil, Suwawa, Gorontalo.
INSPIRASI: KESEDERHANAAN, itulah inspirasi hidup Wartabone. KESEDERHANAAN, sebuah karakter bangsa yang perlu kita renungkan kembali. Saat ini, bukan pejabat dan pahlawan sekaliber Wartabone, tetapi hanya pegawai negri eselon 3, usia belum 30 tahun, memiliki rekening dan asset lebih 100 milyar.
Saat ini semua diukur dengan materi. Apakah dia sukses, berhasil, mulia, semua diukur dengan materi. Orang tidak peduli bagaimana memperoleh itu semua. Halal dan haram sudah menjadi abu-abu. Dosa dan tidak, bukan pertimbangan lagi yang dirisaukan.
SEDERHANA, bukan berarti tidak berprestasi. Anda masih ingat pengusaha sukses dan kaya raya Bob Sadino? Anda mengenal Bung Hatta? Mereka orang sukses yang hidup dan berpenampilan sederhana. Orang ini ada dalam daftar 100 orang terkaya di bumi, walau tidak sekaya Bill Gate, tetapi menyumbang berbagai lembaga sosial dan amal berlipat kali lebih dari Bill Gate, namanya Warren Buffet, ia hidup sangat sederhana.  Kemuliaan seorang manusia, bukan diukur dari penampilannya, tetapi apakah hidupnya berdampak bagi orang lain.
Inspirasi kedua kali ini adalah TIADA HENTI BERJUANG ! USIA BUKAN HALANGAN untuk terus berjuang! Lupakan saja usia anda, dan lakukan apa yang harus dilakukan. Tidak ada kata terlambat untuk berbuat baik. Tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang baik. Sesuatu yang baik, jika anda tidak selesai, anak atau anak buah anda akan mewarisinya. Sesuatu yang tidak baik, akan berakhir ketika anda mati. Jadi, mulai saja melakukan hal yang baik tanpa merisaukan umur anda ! Inilah Inspirasi kepemimpinan dari kisah Watabone, dari Gorontalo. Salam Dahsyat, Luar Biasa !

1 komentar:

  1. ada 1 hal yg membuat saya terispirasi dari sikap Bapak Nani Wartabone yaitu Dia tidak pernah meninggalkan dan membiarkan anak buahnya dalam kesulitan....salam dahsyat...

    BalasHapus