Rabu, 09 Mei 2012

Legenda Kota Banyuwangi



Legenda Nama Banyuwangi
Saya berada di Kota Banyuwangi, kota di ujung pulau Jawa Timur, dari sini kita bisa menyebrang ke Bali, dengan ferry hanya 30 menit. Dini hari, sebagaimana kota kecil lainnya, kehidupan sudah dimulai di pasar yang dibuka di jalan, namun segera tutup saat pagi hari.  Kota ini sedang berbenah menata taman kota dan fasilitas umumnya yang asri.
Ada beberapa tujuan wisata di kawasan Banyuwangi ini seperti pantai muncar dan pantai2 lainnya, air terjun Lider, wsata budaya Osing (suku asli wilayah Banyuwangi), kawah ijen yang tidak kalah menariknya dengan kawah Gunung Bromo dan konservasi Penyu Hijau di pantai Sukamade, penyu langka di bumi yang species ini hanya ada di banyuwangi.
Ada legenda menarik yang bisa diangkat sebagai inspirasi dari Banyuwangi, yaitu asal usul nama Banyuwangi. Namanya legenda, boleh percaya atau tidak, namun masyarakat di sini percaya dan diceritakan turun temurun.
Menurut legenda, dahulu ada kerajaan di ujung timur pulau Jawa ini, yang adil dan bijaksana dan memiliki putera mahkota yaitu Raden Banterang. Raden Banterang memiliki isteri Surati, puteri dari kerajaan Klungkung yang cantik jelita, yang ditolong oleh Raden Banterang karena kerjaan Klungkung dihancurkan musuh.  Surati memiliki kakak yang bernama Rupaksa yang mengajak Surati bersekongkol membunuh Raden Banterang tetapi Surati memilih setia kepada suaminya.
Raden Banterang marah, menuduh isterinya memiliki niat jahat, dengan barang bukti ikat kepala laki-laki (yang sebenarnya milik Rupaksa) yang disimpan Surati dibawah bantalnya.  Surati ngotot bahwa dia setia, dan berkata; “Jika air sungai ini mengeluarkan bau harum, dia tidak bersalah, namun jika bau busuk ia bersalah” namun R.Banterang menggangap Surati mengada-ada dan menghunus kerisnya. Suratipun terjun ke sungai dan lenyap di dalam air. Tak lama kemudian, bau harum semerbak tercium, R.Banterang pun meraung-raung “Adinda tidak bersalah” namun sudah terlambat.
INSPIRASI dari kisah ini? Jangan sembarang menuduh, jangan mengobarkan api cemburu, mungkin tidak menimbulkan kematian atau bunuh diri, tetapi memicu pertengkaran, perselingkuhan justru dipicu karena tidak dipercaya dan ada yang berujung dengan perceraian.
Menikah adalah hidup bersama dalam jangka panjang dan kebahagiaan jika bisa saling menrima dan saling percaya. Pertanyaannya bagaimana bisa memiliki rasa percaya yang kuat di dalam pernikahan? Pertama: Jagalah kekudusan anda selama pacaran. Jika selama pacaran anda ‘free sex’ dan terlalu cepat bermesraan, petting, oral sex dan hal-hal ‘ngeres’ lainnya, maka itu menjadi ‘track record’ yang jelek dan pondasi bagi tiang kecemburuan di dalam pernikahan nanti. Adalah penting dan berharga menjaga keperawanan dan keperjakaan sebelum pernikahan. Kedua: Janganlah membuktikan cinta dengan memanas-manasi membangkitkan cemburunya, karena bisa-bisa dia justru membalas dengan cara yang sama dan terlibat cinta selingkuh beneran dan sesal kemudian tidaklah berguna. Atau dia menjadi cemburu buta dan berbuat nekat, diluar dugaan anda. Ketiga: Jika terpaksa harus bertengkar atau cemburu, kendalikan emosi anda, berdoalah sebelum anda bertengkar, dan bertengkarlah untuk mencari penyelesaian masalah, mencari jalan keluar dan bukan emosi yang menghancurkan.  Itulah Inspirasi dari Banyuwangi, Salam Dahsyat, Luar Biasa !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar