Legenda Nama Banyuwangi
Saya
berada di Kota Banyuwangi, kota di ujung pulau Jawa Timur, dari sini kita bisa
menyebrang ke Bali, dengan ferry hanya 30 menit. Dini hari, sebagaimana kota
kecil lainnya, kehidupan sudah dimulai di pasar yang dibuka di jalan, namun
segera tutup saat pagi hari. Kota
ini sedang berbenah menata taman kota dan fasilitas umumnya yang asri.
Ada
beberapa tujuan wisata di kawasan Banyuwangi ini seperti pantai muncar dan
pantai2 lainnya, air terjun Lider, wsata budaya Osing (suku asli wilayah
Banyuwangi), kawah ijen yang tidak kalah menariknya dengan kawah Gunung Bromo
dan konservasi Penyu Hijau di pantai Sukamade, penyu langka di bumi yang
species ini hanya ada di banyuwangi.
Ada
legenda menarik yang bisa diangkat sebagai inspirasi dari Banyuwangi, yaitu
asal usul nama Banyuwangi. Namanya legenda, boleh percaya atau tidak, namun
masyarakat di sini percaya dan diceritakan turun temurun.
Menurut
legenda, dahulu ada kerajaan di ujung timur pulau Jawa ini, yang adil dan
bijaksana dan memiliki putera mahkota yaitu Raden Banterang. Raden Banterang
memiliki isteri Surati, puteri dari kerajaan Klungkung yang cantik jelita, yang
ditolong oleh Raden Banterang karena kerjaan Klungkung dihancurkan musuh. Surati memiliki kakak yang bernama
Rupaksa yang mengajak Surati bersekongkol membunuh Raden Banterang tetapi
Surati memilih setia kepada suaminya.
Raden
Banterang marah, menuduh isterinya memiliki niat jahat, dengan barang bukti
ikat kepala laki-laki (yang sebenarnya milik Rupaksa) yang disimpan Surati
dibawah bantalnya. Surati ngotot
bahwa dia setia, dan berkata; “Jika air
sungai ini mengeluarkan bau harum, dia tidak bersalah, namun jika bau busuk ia
bersalah” namun R.Banterang menggangap Surati mengada-ada dan menghunus
kerisnya. Suratipun terjun ke sungai dan lenyap di dalam air. Tak lama
kemudian, bau harum semerbak tercium, R.Banterang pun meraung-raung “Adinda tidak bersalah” namun sudah
terlambat.
INSPIRASI dari
kisah ini? Jangan sembarang menuduh, jangan mengobarkan api cemburu, mungkin
tidak menimbulkan kematian atau bunuh diri, tetapi memicu pertengkaran,
perselingkuhan justru dipicu karena tidak dipercaya dan ada yang berujung
dengan perceraian.

Menikah
adalah hidup bersama dalam jangka panjang dan kebahagiaan jika bisa saling
menrima dan saling percaya. Pertanyaannya bagaimana bisa memiliki rasa percaya
yang kuat di dalam pernikahan? Pertama: Jagalah kekudusan anda selama
pacaran. Jika selama pacaran anda ‘free
sex’ dan terlalu cepat bermesraan, petting,
oral sex dan hal-hal ‘ngeres’
lainnya, maka itu menjadi ‘track record’
yang jelek dan pondasi bagi tiang kecemburuan di dalam pernikahan nanti. Adalah
penting dan berharga menjaga keperawanan dan keperjakaan sebelum pernikahan. Kedua:
Janganlah membuktikan cinta dengan memanas-manasi membangkitkan cemburunya,
karena bisa-bisa dia justru membalas dengan cara yang sama dan terlibat cinta
selingkuh beneran dan sesal kemudian tidaklah berguna. Atau dia menjadi cemburu
buta dan berbuat nekat, diluar dugaan anda. Ketiga: Jika terpaksa harus
bertengkar atau cemburu, kendalikan emosi anda, berdoalah sebelum anda
bertengkar, dan bertengkarlah untuk mencari penyelesaian masalah, mencari jalan
keluar dan bukan emosi yang menghancurkan. Itulah Inspirasi dari Banyuwangi, Salam Dahsyat, Luar Biasa
!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar