Frans Kaisiepo, Biak, Papua
Saya
berada di Kota Biak, Papua, Kota dimana th 80an masih ditemukan tentara Jepang
yang masih bersembunyi di hutan dan masih hidup. Karena itu Biak mejnadi tujuan
wisata khususnya orang Jepang dan disini dibangun Monemen Perang Dunia ke-2,
perang tentara Jepang dan Sekutu. Masih ada goa Jepang dan sisa-sisa alat
perang ditemukan. Biak penghasil
ikan dan juga indah dengan pantainya dan airnya jernih sekali. Ada layak
mengunjungi Biak.
Di kota
ini ada kisah inspiratif, yaitu kehidupan Frans Kaisiepo yang lahir 10 Kotober
21 di Wardo, Biak. Ketika Indonesia Merdeka 1945, maka Papua masih dijajah
Jepang. Kaisiepo lah yang mebawa bendera merah putih dan lagu Indonesia Raya th
45-46 ke Papua. Bersama kawan-kawannya Kaisiepo mendirikan Partai Kemerdekaan
Indonesia Irian, karena ingin merdeka seperti wilayah lain, merdeka dari
Belanda. Kata Irian diusulkan oleh Kaisiepo, Irian, yang berarti ‘uap panas’.
Belanda
dengan konsep divide et impera, memecah belah, maka mengajak Papua berunding
dalam Perundingan Meja Bundar untuk membahas amsa depan Papua, terpisah dari
Indonesia. Kaisiepo membangkang dan menolak hadir, karena bagi Kaisiepo ia
ingin merdeka dan bergabung dengan NKRI. Sikap ini membuat ia ditangkap dan
dipenjara selama 6 th (1954-1961).
Th 1961
Presiden Soekarno mengumumkan kebijakan politik TRIKORA, pembebasan Papua.
Kebijakan ini memaksa Belanda menandatangai ‘New York Agreement” pada 15/8/1963
yang intinya: Papua harus dibangun oleh Indonesia dan didampingi, dibawah
pengawasan administratif UNTEA, lembaga dibawah PBB, selama 6 th dan 1969 akan
diadakan pemilu, memilih otonom atau gabung NKRI.
Gubernur
pertama Elieser Jon Baney hanya 1th 1963-14 karena kecenderungannya opsi
otonom, tidak berkenan dengan Jakarta dan mengundurkan diri. Karena setelah
mundur tidak diberi jabatan apa-apa, ia bergabung dengan OPM. Guberneur
selanjutnya adalah Kaisiepo dari tahun 1964-1973.
1973-1979
Kaisiepo menjadi anggota MPR+DPA, meninggal ‘79 dan 1993 diangkat sebagai
Pahlawan Nasional. Untuk menghormati dan menghargai jasa-jasanya Bandara di
Kota Biak, diberi nama Bandara Frans Kaisiepo.
Inspirasi
dari kisah ini, jika anda mau sukses, hidup mulia, maka anda harus konsisten
dan memperjuangkannya. Kaisiepo konsisten dengan sikapnya dan
memperjuangkannya. 1969 ia menang, berhasil mempengaruhi mayoritas rakyat Papua
untuk bergabung dengan NKRI.
Anda mau
sukses bisnis? Anda harus konsisten. Globalisasi membuat barang, jasa,
perusahaan, franchise dari seluruh dunia masuk, bekerja keras dengan margin
yang lebih rendah. Anda perlu konsisten untuk sukses hari-hari ini.
Inspirasi
kedua dari Kaisiepo adalah motto yang sering ia ucapkan kepada kawan-kawan dan
dalam pertemuan-pertemuan; “United we
stand, divided we fall” “Bersatu kita teguh, bercerai kita jatuh, runtuh” Anda orang hebat, pintar, luar
biasa itu benar, tetapi anda bukan orang sempurna. Setiap orang entah sanguinis
atau kuning, kolerik atau merah, melankolik atau ungu, plegmatis atau hijau,
anda punya kelebihan, tetapi juga punya kelemahan. Sendiri bisa sukses, tetapi berdua, berkongsi, kuasa team
akan lebih hebat lagi, karena akan saling melengkapi.
Bagaimana
bisa bersatu? Anda harus rendah hati. Kedua menerima orang lain apa adanya dan
melengkapi. Itulah Inspirasi dari Biak, Papua, Salam Dahsyat, Luar Biasa !